KARYA SISWA AKUNTANSI



"Titisan Hidup"


Hidup itu indah jika ada masalah yang cepat terselesaikan, dengan singkat sebuah amarah pun bisa menjadi sebuah senyuman yang menggairahkan hati.
Tetapi hidup itu akan menjadi abu-abu, ketika kita tidak dapat melihat dengan jelas apa masalah dan bagaimana kita menyelesaikannya.
Jika halnya kita berada di posisi anak yang didalam keluarganya terjadi perpecahan. Banyak pilihan yang salah, dan sedikit pilihan dan tawaran yang benar tetapi menyiksa.
Orang tua bercerai, anak lah yang menjadi korban. Jika anak itu sudah cukup dewasa untuk menafkahi hidupnya sendiri, itu bukan masalah lagi bagi dirinya. Tetapi jika anak itu masih kecil dan masih sangatamat membutuhkan kasih sayang dr orang tuanya? Bagaimana dengan itu?
Seseorang yang ada di posisi itu pasti akan menyalahkan Tuhan jika dia tidak sanggup dengan itu semua.
Anak ada titipan dari orang tua yang semestinya harus dijaga oleh orang tua, dibesarkan dan diberi kasih sayang. Tetapi ada orang tua yang tega menelantarkan anaknya sendiri demi kebahagian semata.
Seorang ibu meninggalkan anaknya karna hutang, ayahnya masih bisa mencoba bertahan karna didalam jiwaraganya anak adalah segalanya.
Maka sang ayah pun bertahan untuk membesarkan anak-anaknya,memberi kasihsayang, mencukupkan semua kebutuhannya.
Tetapi... Pada suatu ketika, anaknya menjalin hubungan kembali kepada ibunya.
Sang ayah pun marah besar, tanpa bisa menahan emosi ayahpun mengusir anak-anaknya untuk pergi bersama ibunya.
Anaknya pun menangis karena bimbang. Disisi lain ia masih membutuhkan ayahnya untuk menafkahinya, tetapi disisi lain ia pun membutuhkan sentuhan lembut sang ibu.
Semua tetesan air mata yang tertahan dimatanya kini tidak terbendung lagi, ia menangisi kedua orang tuanya itu.
Yang belum tentu tau bagaimana perasaan anak-anaknya tersebut.
Sang ibu pun tiba-tiba saja menghilang ketika disuruh menjemput anak-anaknya kembali dari ayahnya.
Itulah yang membuat sang ayah tambah marah, separah-parahnya orangtua dia tidak akan meninggalkan anaknya sendiri.
Kebencian sang ayahpun tidak sampai disitu, ayahpun melampiaskan kekesalannya itu dengan cara membakar memory istrinya itu. "semerah bara api itulah kebencian ayah kepada ibumu dan sehitam itu lah dendam ayah kepada ibumu" ucap sang ayah kepada anaknya
sang anak pun tidak bisa mengucapkan hal lain selain "maaf"
hanya kata itu yang ada dipikiran anak-anak yang belum seharusnya ikut dalam masalah keluarga mereka.
Tuhan pun menolong mereka Tuhan membukakan hati ayahnya untuk memaafkan anaknya kembali untuk yang terakhir kalinya, sampai ayahnya pun mengucap janji kepada anaknya "jika kalian melakukan hal ini lagi, ayah akan bunuh diri" ucap ayahnya.
Setelah itu, ayahnya pun mencium kening anak-anaknya itu. Walaupun dihatinya masih ada rasa sesak yang membuat dia tak berdaya saat ini. Dia tidak mempunyai semangat kerja lagi, dia berfikir dia tidak ada gunanya.
Sang anak pun sangat tertekan melihat kondisi sang ayah. Ia menyesali perbuatannya yang sudah mengkhianati ayahnya itu. Hati mereka sudah tersadarkan oleh perbuatan ayahnya yang membakar memory ibunya itu.
Selama ini, selama ibu tidak ada. Ayah lah yang sudah memberikan semua kebutuhan mereka, ayah tidak mengenal siang dan malam, panas dan hujan, badaipun akan di lewatinya demi anak-anaknya. Tetapi kini butuh waktu untuk membuktikan kepada ayah, bahwa sang anak tidak mengulangi perbuatannya itu lagi.


created by: ANGGELINA PUTRI








"My First Love" (cerpen season 1)

Hari itu Ardhie akan pergi meninggalkan kota kelahiranya, Malang. Ardhie akan berangkat ke Jakarta, Dia akan bertemu dengan Marry, kekasihnya. Marry memang sangat menyayangi Ardhie. Namun tidak sebaliknya, “Halo Ar, kamu udah dimana?” tanya Merry yang menelefon Ardhie, sambil manyiapkan berkas-berkas yang akan Marry bawa ke kampus,”Aku lagi mau masuk pesawat nih, kanapa?”Ardhie pun masuk ke pesawat dan duduk di kursi yang sesuai dengan tiket yang Ardhie miliki.”Ahh... ga apa apa aku cuma ngecek aja, ya udah sampai ketemu di Jakarta ya daa miss you”.”Miss you too” Setelah Merry menutup telefonnya, Ardhie langsung mematikan HP-nya, dan merebahkan tubuh ke kursi pesawat. Tidak lama setelah Ardhie duduk penumpang pemilik kursi sebelahnya datang, ternyata di pesawat Ardhie duduk bersama seorang gadis yang Ardhie kenal, bahkan kenal dekat. Ya benar dia adalah Citra cinta pertamanya.
***
Hati Citra gembira sekali karena Citra mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Universitas Indonesia (UI). Citra merupakan mahasiswi di salah satu Universitas di Malang yang pandai dan cerdas Citra telah menjuarai proyek sains , dan mendapat juara pertama yang hadiahnya mendapatkan beasiswa di UI untuk program S1nya .Hari itu Citra akan berangkat dari Malang ke Jakarta. Setelah Citra menemukan kursinya di pesawat hatinya berdegub kencang karena Citra tidak percaya dengan siapa yang di lihatnya, Ardhie! pria yang sudah membuat Citra menjomblo selama 4 tahun dan membuat Citra menunggu kehadiranya. Sejenak ingatan Citra akan kejadian yang terjadi 4 tahun yang lalu terlintas di kepalanya.
***
Hari itu hati Citra hancur karena Ardhie, yaah Ardhie membuat hari itu menjadi hari terburuk bagi Citra. Di kelas 12 IPA itu menjadi saksi bisu perpisahan Citra dan Ardhie. “Kita ga bisa ngelanjutin hubungan ini” ucapan Ardhie membuat Citra kaget dan bertanya-tanya “Hah? Kenapa Ar?aku ngelakuin hal yang ga kamu suka?aku salah apa? aku sayang sama kamu Ar!!” Citra yang berdiri di pojokan kelas tidak dapat membendung air matanya” Kamu ga punya salah apapun dan aku mohon kamu jangan tanya alasannya, yang perlu kamu tau aku akan selalu sayang sama kamu,tapi, kita memang udah ga bisa bersama lagi”.Citra pun menangis mendengar pernyataan Ardhie, Ardhie tidak tega melihat Citra menangis karena dirinya, Ardhie pun berusaha menenangkan hati Citra yang sedang sakit, Ardhie langsung memeluk Citra,Citra pun tidak bisa berkata apa-apa, Citra hanya bisa menangis. Satu minggu berlalu, Citra belum bisa melupakan Ardhie. Putri sahabat Citra, berusaha menghibur Citra.”Cit, udah lupain dia , dia emang bukan yang terbaik buat lo, hidup lo masih panjang, masih banyak juga cowok yang mau sama lo”,”Tapi Put, gua ga tau alasan kenapa dia mutusin gua, gua bingung Put”,”Udah Cit, jangan sedih lagi, eh.. mendingan kita ke kantin, laper nih” Citra hanya mengangguk . Saat perjalanan menuju kantin Citra tidak berbicara sama sekali, Putri tidak tega melihat keadaan sahabatnya itu yang masih terus-terusan sedih. Saat di depan kantin, tiba-tiba Putri ingin ke kamar kecil” Cit, lo duluan deh gua mules banget nih” sambil cengar-cengir Putri meminta maaf,” Ya udah cepetan ya” Citra pun kekantin sendirian.Di kantin Citra memilih meja yang menghadap ke lapangan, dan dari situ terlihat jelas bahwa Ardhie tidak sendiri Ardhie bersama Merry sedang asik bercanda di dekat ring basket, dan samar-samar terdengar bahwa Marry memanggil Ardhie dengan “sayang”. Air mata Citra pun pecah seketika,dan Citra langsung berlari kekelas, Citra tidak menghiraukan lagi teriakan Putri yang memanggilnya,Citra pun mengambil tasnya lalu izin pulang kepada guru piket dengan alasan sakit, ya benar Citra memang sakit, sakit hati, karena Ardhie.Pria yang di cintainnya.
***
Dan sekarang pria idamanya ada di samping tempat duduknya di pesawat,”Hai, Cit apa kabar?” Sapa Ardhie untuk mencairkan suasana yang kurang menyenangkan itu” Baik, lo?” Citra pun menjawab dengan kikuk sambil tersenyum” Baik, mau ke jakarta juga?”,”Iya, gue mau kuliah di sana” Sambil garuk-garuk kepala yang sebenarnya tidak gatal,” Kuliah? Di Universitas mana? Kenapa enggak di Malang aja kan di sini juga ada banyak Universitas yang lumayan bagus?” sambil menaikan alis Ardhie bertanya,” Di UI ,gue dapet beasiswa hehe”.Merekapun mulai mengobrol dengan asik, namun tidak satupun dari mereka yang berani mengungkit tentang masa lalu mereka yang seakan tidak pernah ada.
***
Sesampainya mereka di Jakarta, setelah menempuh perjalanan salama 1 jam. “Ar..” suara wanita yang tidak asing bagi Ardhie, Marry, Marry menjemput Ardhie,”Hai” sambil melambai ke arah Marry, Ardhie pun mendatangi Merry. Pelukan hangat langsung di berikan Merry setelah 5 bulan tidak bertemu.”Kamu kok ga bilang kalo mau jemput?” Ardhie bertanya kepada Merry namun matanya mencari sosok Citra yang langsung menghilang entah dimana,” Iya aku mau buat surprise untuk kamu, kamu suka?”,tanpa ada jawaban Ardhie hanya tersenyum yang dipaksakan.”yuk kita pulang” mata Ardhie masih mencari Citra.Di mobil Ardhie masih bingung mengapa Citra tiba-tiba menghilang”Ar, kita langsung ke kampus dulu ya aku mau ngembaliin berkas dulu, sebentar aja”,Yap, Adrhie masih bisa bertemu dengan Citra, Citra satu kampus dan satu jurusan dengan Marry di UI, kedokteran. Saat perjalanan ke UI Ardhie masih memikirkan Citra dan berharap bisa bertemu Citra.” Ar.. kamu mau nunggu di mobil apa ikut turun?” Marry turun dari mobil dan mengambil tasnya” Aku tunggu di kantin aja yaa” Marry hanya tersenyum dan menutup pintu mobilnya.Namun, beberapa saat setelah Marry pergi, Ardhie mengurungkan niatnya, karena Ardhie fikir Citra tidak mungkin langsung pergi ke kampus, Citra pasti masih lelah dan istirahat, Ardhie memang masih ingat sifat Citra yang mudah lelah dan jika setelah perjalanan yang jauh Citra pasti langsung istirahat, Ardhie memutuskan untuk tidak jadi pergi ke kantin dan menunggu Marry di mobil. Setelah sekitar 15 menit Marry kembali ke mobil” Ihh kamu aku cari di kantin malah di mobil” Marry masuk ke mobil”Maaf yaa aku mendadak males ke kantin, kita pulang yuk aku capek banget”,”iya iya” merekapun memutuskan untuk pulang.
***
Saat tiba di Jakarta Citra masih memperhatikan sosok yang diidamkannya itu, namun saat ada seseorang memangil Ardhie, yaitu orang yang paling Citra benci, orang yang membuat hubungan Citra dan Ardhie kandas saat itu. Citra langsung pergi meninggalkan Ardhie, tanpa sepengetahuan Ardhie Citra pergi. “Taksi” Citra memanggil taksi dan menuju apartemenya. Di jalan Citra masih tidak percaya bahwa Citra bisa bertemu dengan Ardhie, Citra juga tidak percaya bahwa hubungan antara Ardhie dan Marry masih berlanjut sampai sekarang. Hati Citra sakit saat melihat Marry memeluk Ardhie di Airport tadi, sama seperti yang Citra rasakan saat melihat mereka di kantin sekolah 4 tahun lalu.
***
Setelah pertemuan di pesawat 3 hari yang lalu dengan Citra,Ardhie sekarang siap untuk bertemu dengan Citra dan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi,karena jika tidak Citra akan terus salah sangka dengan apa yang Ardhie lakukan 4 tahun yang lalu.”Halo... Marry?” Ardhie menelepon Marry,”Halo, ada apa Ar?”,”Aku jemput ya nanti”,”Tumben, biasanya aku yang minta baru kamu mau jemput aku” Marry mengejek”Ya udah kalo kamu ga mau juga gapapa kok” Ardhie berusaha bersikap biasa agar Marry tidak curiga, memang biasanya Ardhie tidak pernah mau menjemput Marry jika tidak di minta” ya aku mau lah, ya udah jam 2 siang yaa”,”ok” Ardhie langsung menutup teleponnya. Dalam fikiranya hanya ada Citra, Citra, dan Citra, dan Ardhie berharap Citra dapat mengerti dan memaafkanya.
***
Pagi itu Citra sudah mulai masuk ke kampus, karena menjadi mahasiswi dari beasiswa memang membutuhkan banyak berkas-berkas, yang tentunya memakan waktu yang tidak sebentar,namun untuk Citra hanya membutuhkan waktu 3 hari.”Kamu masuk kelas yang ini” salah satu pegawai di UI menunjukan kelas dimana Citra akan memulai kelasnya,”Iya pak, terimakasih” setelah menunjukan kelas Citra, pegawai itu pergi meninggalkan Citra. Saat masuk kedalam kelas mata Citra langsung tertuju ke arah Marry, yaa Citra sangat terkejut karena Citra satu kelas dengan Marry wanita yang sangat Citra benci sejak 4 tahun lalu sampai sekarang.”Siapa kamu?” dosen yang mengajar bertanya kepada Citra yang berdiri di depan pintu,”Hmm.. eh anu pak, saya mahasiswi baru di kelas ini” sambil menunduk karena gugup, bukan karena dosen melainkan karena Citra satu kelas dengan Marry,”ooo kamu yang dari Malang itu ya?”,”iya pak” sambil tersenyum kepada dosen “ya sudah kamu duduk di sana” pak dosen yang terlihat galak itu menunjukan kursi ke dua dari belakang yang ternyata bersebrangan dengan kursi Marry,” iya pak terimakasih” karena hanya satu bangku yang kosong terpaksa Citra duduk di tempat yang telah di tentukan pak dosen. Citra melirik ke arah Marry dan betapa kagetnya Citra bahwa Marry ternyata tersenyum dan mengatakan” Apa kabar Cit?”,Citra hanya diam bahkan tidak menatap Marry, rasa marahnya masih belum hilang kepada Marry. Saat kelas selesai Citra langsung ke kantin dengan tergesa-gesa, Citra berharap tidak berbicara dengan Marry lagi, setidaknya hari ini.
***
Tepat pukul 2 siang Ardhie sampai di UI, Ardhie mengirimkan sms ke Marry bahwa Ardhie sudah sampai dan menunggu di kantin. Saat di kantin Ardhie tidak yakin dengan siapa yang Ardhie lihat, Citra? Benarkah?. Dengan penuh keberanian Ardhie menghampiri Citra.”Cit, lagi ngapain?”, Citra yang sedang makan soto tersedak karena terkejut,”Hai lagi makan nih, lo ngapain ke sini?” Citra pun mulai gelagapan, dan melontarkan pertanyaan yang sudah Citra tau jawabanya, pasti menjemput Marry,”Gue...gue pengen ngomong sesuatu sama lo”,Citra bagaikan tersambar petir mendengarkan jawaban Ardhie, jadi dia ke sini untuk bertemu dengannya. “Ngomong apa?” Citra berusaha untuk tenang, “Hmm... langsung to the point aja yaa” Citra pun mengangguk.” Gini Cit, lo masih inget janji gue 4 tahun yang lalu?” Dalam hati Citra mengiyakan, namun Citra sengaja membuat wajahnya terlihat bingung”Janji? Janji apa?”,Ardhie memenghela nafas” Janji gue kalo gue akan selalu sayang sama lo” kini kedua mata mereka bertatapan dan semakin dekat, sampai hembusan nafas Ardhie terasa di wajah Citra,” Iya Ar, gue masih inget dan akan selalu inget” Citra menunduk dan menangis”Cit, are you ok?”,”Ar, gue masih ga tau sebab kenapa lo mutusin gue, gue nunggu lo Ar, 4 tahun!” Ardhie tertegun dan mengambil nafas dia tidak percaya kalau Citra menunggunya selama 4 tahun,” Itu yang mau gue kasih tau sama lo”,Citra langsung tersentak “ Jadi apa alesanya?”,”Ga bisa di sini Cit”,”karena Marry?” Tanpa berbicara lagi, Ardhie langsung memeluk Citra dengan erat, dan seakan tidak ingin melepaskan tubuh mungil itu, dan mereka juga tidak peduli bahwa ada puluhan pasang mata yang memperhatikan mereka, namun, Hp Ardhie berdering”Hallo Ar, kamu masih di kantin?”,”Aku udah mau balik ke mobil Mar, tunggu aku di mobil aja yaa”,” Oke” Ardhie langsung menutup Telfon dan langsung menatap Citra”Marry?”,”Iya, Cit, gimana kalo kita ketemuan di luar aja, besok jam 2?”, “Oke” Ardhie memberikan Hpnya, dan Citra langsung menuliskan nomornya ”Daa” Ardhie langsung pergi menemui Marry yang sudah menunggu di mobil, Ardhie melambai ke arah Citra dan memberikan kode bahwa Ardhie akan menelepon Citra, Citra masih memperhatikan Ardhie sampai Ardhie keluar dari pintu kantin.
***
Saat di mobil Marry sudah menunggu di kursi pengemudi, saat Ardhie mengetuk kaca mobil Marry langsung pindah ke kursi penumpang dan menyuruh Ardhie masuk.”Lama banget Ar”,”iya maaf ya, kita mau kemana? Langsung pulang?”,”iya langsung pulang aja” selama perjalanan pulang Marry hanya diam, tidak seperti biasanya.”kamu kenapa Mar?” Marry tersadar dari lamunannya”ah gapapa mungkin cuma capek aja Ar” Ardhie tidak memdengar dengan baik jawaban dari Marry fikiranya masih pada Citra.
***
Saat kelas selesai Citra langsung keluar dari kelas, padahal Marry masih ingin berbicara banyak kepada Citra, tidak lama setelah Citra keluar dari kelas Marry mendapatkan sms dari Ardhie bahwa Ardhie menunggu dikantin, hati Marry seakan tersambar petir karena Marry ingat akan keladian 4 tahun yang lalu, dan hari ini Citra kembali dan hari ini juga Ardhie bersikap aneh padanya. Marry tidak ingin berfikiran negatif namun Marry tetap ingin memastikanya,”Do, sini deh” Marry memanggil Aldo teman sekaligus tetangganya “ada apa Mar?”,” lo sekarang ke kantin dan liat ada Ardhie atau engga, kalo ada lo rekam setiap gerak-geriknya, nih” sambil menyodorkan uang 50 ribu “ Ok Mar”,” jangan lupa langsung lo kirim ya ke gue” “sip,” Aldo pun bergegas ke kantin “OMG” di kantin Aldo kaget dengan apa yang di lihatnya, seorang Mahasiswi baru berpelukan dengan Ardhie, dengan segera Aldo merekam kejadian itu dan langsung mengirimkan kepada Marry. Hati Marry hancur berantakan setelah melihat kejadian itu, dengan segera Marry menelfon Ardhie dan meminta Ardhie agar segera ke mobil. Saat Ardhie mengetuk kaca mobil Marry langsung menghapus air matanya dan menyuruh Ardhie masuk.
***
Citra pun sampai di Apartementnya, di sana wajah Citra tampak bahagia. Ya, tentu saja karena hari ini Citra bertemu dan merasakan kehangatan dari sesosok pria idamanya, namun Citra juga bingung mengapa Citra bisa satu kelas dengan Marry. Saat Citra merabahkan tubuhnya di kasur yang sangat nyaman, HP Citra bergetar, Ardhie sms! Dengan semangat Citra membuka sms, dan terlihat tulisan lagi ngapain Cit? Jangan lupa besok jam2 ya! Citra membalas sms itu lagi tiduran aja, iya besok jam 2 di resto deket apartemen ku ya!. Citra langsung menekan Send. Hati Citra sungguh tidak karuan karena Citra ingin segera mangetahui alasan mengapa Ardhie memutuskan hubungan mereka.
***
Pagi itu Citra berangkat ke kampus lebih awal karena Citra harus menyerahkan surat pindah kepada dosen pembimbingnya. Di kelas Citra tidak melihat kehadiran Marry, Hp Citra bergetar dan ternyata Ardhie yang sms Cit, kamu dimana? Citra hanya tersenyum melihat sms itu dan langsung membalasnya lagi di kampus, tadi harus nyerahin surat pindah jadi berangkatnya lebih pagi. Kenapa Ar? Setelah lima menit Citra membalas sms, Ardhie tidak membalas itu cukup membuat Citra bingung. Anehnya 15 menit setelah itu Marry datang ke kelas, “Cit, kok pagi banget berangkatnya?” Marry langsung duduk di sebelah Citra” o, tadi gue harus nyerahin surat ke pak Rudi, soalnya dia harus pergi ke bandung jam 9, jadi gue nyerahinnya harus pagi, lo kenapa udah dateng?” Marry bingung harus menjawab apa”hmm tadi Ardhie sms lo ga?” Citra seakan tersambar petir mendengar pertanyaan Marry” kok lo tau?jangan –jangan yang sms gue itu elo?” dengan nada yang sedikit meninggi karena merasa telah di bohongi “iya, tadi gue yang sms, soalnya gue pengen ngomong sesuatu sama lo” Marry berusaha mengatur nafas” mau ngomongin apa sih?” dengan nada yang sedikit menurun”hmm, ini soal Ardhie” Citra bingung harus berkata apa ‘kenapa sama Ardhie?” “gue udah tau semuanya Cit” “tau apa? Mendingan langsung aja deh Mar” “ gue tau kalo kalian udah ngebohongin gue, kalian udah nusuk gue dari belakang, dan kalian juga udah ga mentingin perasaan gue GUE TAU Cit” Marry pun menangis di hadapan Citra “maksud lo ? harusnya gue yang ngomong kaya gitu 4 tahun yang lalu” dengan nada yang lebih tinggi,”apa? Itu udah lama banget Cit harusnya lo ngebiarin gue sama Ardhie bahagia sekarang, soalnya kita udah mau tunangan” sambil mengusap pipinya yang basah karena air matanya”apa tunangan?” sekarang Citra yang meneteskan air mata”iya bulan depan, karena itu gue mohon sama lo jangan ganggu hubungan gue sama Ardhie, atau,,” tanpa menghiraukan Citra yang kebingungan Marry langsung meninggalkan Citra, Citra tidak tau apa yang ada difikiranya di satu sisi Citra sangat mencintai Ardhie, di sisi lain jika Citra tetap memaksakan akan ada hati yang terluka, Marry pasti akan merasakan sakit yang sangat karena mereka akan segera tunangan, apa kali ini Citra harus merelakan Ardhie atau tetap mempertahankannya?.
***
Tepat jam 2 siang Ardhie sampai di resto dekat apartemen Citra, namun Ardhie belum melihat kehadiran Citra, setelah 15 menit menunggu akhirnya Citra datang “ Hai Ar”,”hai Cit” Ardhie langsung mempersilahkan Citra duduk” maaf ya telat tadi macet banget” Ardhie hanya menggangguk “ya udah kita pesen makanan dulu yuk”,” ya udah kamu aja yang mesen aku mau ke toilet dulu yaa” “ok”. Di toilet Citra berusaha mengatur nafas dan menyiapkan kata-kata yang tepat untuk menghadapi Ardhie, setelah merasa lebih tenang Citra keluar dari toilet.” Maaf lama ya?”,” ah engga kok, ya udah kita makan dulu aja yuk” Citra duduk dan melihat ke arah Ardhie sejenak, dan langsung mengambil makanan yang telah di pesan Ardhie, betapa kagetnya Citra ternyata Ardhie masih ingat makanan ke sukaannya gurame goreng” kamu masih inget makanan kesukaan aku Ar?”
“iya dong aku kan..”, Ardhie tidak melanjutkan ucapanya karena HP Citra berbunyi” sebentar Ar, hallo? Ok udah siap semua kok tinggal nyerahin resepnya aja ok” setelah Citra menelfon Ardhie bertanya” siapa Cit?” “ Aldo, aku lagi ngerjain proyek baru sama dia” “ hmm Cit, kita langsung ke pokok masalahnya yaa” “ iya Ar, sebenernya kamu mutusin aku dulu itu sebabnya apa sih?” “ karena Marry, aku ga bisa ngelanjutin hubungan kita karena Marry!” “aku tau semua itu karena Marry tapi kenapa?” Ardhie bingung apa yang harus Ardhie katakan “ karena aku dan Marry sudah terikat janji sama almarhum ibu aku, aku dan Marry sudah berjanji akan selalu bersama” Citra masih bingung dengan apa yang di katakan Ardhie “maksud kamu apa sih? Janji apa?” “saat ibuku masih hidup, ibu dan ayah Marry kenal sangat dekat dan ternyata ibuku minta agar aku dan Marry selalu bersama, sampai akhirnya ibu aku meninggal” “terus karena itu kamu mutusin aku?” “ iya, aku mutusin kamu dan berusaha mencintai Marry selama 4 tahun ini, tapi aku ga bisa, dan sampai sekarang perasaan aku ke kamu masih sama, dan ga ada sedikitpun perasaan cinta ini tumbuh untuk Marry” Citra terdiam dan bingung harus mengatakan apa” Ar.. kamu dan Marry akan segera tunangan kan bulan depan?” “ iya.. ayah Marry yang merencanakanya, aku ga bisa berbuat apa-apa aku juga ga mau ngebuat hati Marry terluka karena aku dan Marry berada di posisi yang sama, tapi bedanya dia sudah berhasil belajar untuk mencintai aku” “terus apa yang harus aku lakuin? Aku juga bingung Ar..” Citra menangis Citra bingung.” Cit, aku lagi berusaha nyari jalan keluarnya agar ga ada orang yang sakit hati” Citra tidak dapat berkata-kata “ Ar... anterin aku pulang” Ardhie hanya mengikuti kemauan Citra dan selama perjalanan singkat itu Citra dan Ardhie tidak berbicara apapun.
***
Cit,besok jadi nginep di rumah gue kan? Pesan singkat itu dari Putri, ya Citra bisa menceritakan ini semua kepada Putri, iya besok gue jadi nginep di rumah lo. Send. Besoknya di rumah Putri Citra menceritakan semuanya “ Cit, bukanya gua erpihak sama salah satu di antara lo dan Marry, sebenernya Marry emang ga salah dia Cuma korban, tapi bedanya dia berhasil dan Ardhie gagal untuk saling mencintai. Jadi gue saranin lo untuk jangan banyak berharap sama Ardhie apa lagi bulan depan mereka akan tunangan.”

created by: SRI MURNIATI

"Perkenalkan Inilah Aku" (BAB 1)

Aku adalah anak ke-2 dari 3 bersaudara, kakakku yang pertama namanya Nesya Adila Putri aku biasanya manggil dia Mba Dila, usia Mba Dila 25 tahun, adikku namanya Bagus Swaday Putra aku manggil dia Bagus, usia Bagus baru 12 tahun, ibuku namanya Bunga Hidria, ibuku adalah seorang ibu rumah tangga dan seorang koki di sebuah restoran, ayahku namanya Budihartono Kusumo, ayahku adalah seorang Pengusaha yang bergerak di bidang asuransi. Di rumahku ada yang membantu membereskan rumahku namanya Mba Mini. Aku sendiri bernama Sartika Purnama Putri, aku biasa di panggil Tika. Kalau usiaku 16 tahun sekarang. Keluargaku termasuk keluarga yang biasa saja, tau arti dari biasa saja? Ya biasa saja hahaha tidak ada yang spesial dalam keluargaku sama seperti keluarga normal lainnya, ayah sering keluar kota dan ibu juga begitu. Jadi yang paling sering ada di rumah ya aku sama Bagus dan Mba Mini aja, soalnya Mba Dila juga sudah bekerja. Dan tahun depan Mba Dila akan menikah, jadi otomatis ya hanya kami bertiga menjadi penghuni tetap rumah ini. Dan kadang-kadang aku mengajak teman-temanku untuk menginap di sini, sama sepertiku kalau Bagus hampir setiap malam Minggu teman-temanya menginap untuk main game. Tapi aku dan keluargaku selalu menyempatkan diri untuk berkumpul bersama setiap akhir bulan dan itu wajib. Dan saat itu juga yang selalu aku tunggu-tunggu, karena kalau keluargaku sudah kumpul begini pasti selalu saja ada yang buat aku jadi ketawa sampai terpingkal, aku cuma berharap kalau saat-saat seperti itu ga akan pernah berakhir. Jadi, intinya walaupun aku jarang kumpul sama keluarga aku, aku tetap sayang sama mereka semua.
Aku juga punya sahabat yang sangat amat banget baik, mereka selalu ada saat aku butuh bantuan biar aku lagi susah ataupun senang. Ada yang namanya Tami dia itu bisa di bilang anak yang paling koplak diantara kami kalau ga ada dia pasti suasananya jadi sepi banget dan garing, ada yang namanya Puput dia itu anak yang paling alim dan paling sabar dan bisa di bilang dia juga paling cantik diantara kami, karena hanya dia berjilbab di antara kami jadi dia paling cantik karena menurut aku perempuan yang berjilbab itu cantik, ada juga yang namanya Finda dia anaknya tomboi dan suka banget sama yang namanya donat, yaa badannya bisa di bilang lumayan berlebih. Kami sudah berteman sejak kami kelas 1 SMP dan kami janjian untuk masuk ke SMA yang sama, dan bersyukur kami masuk SMA yang sama dan sekelas kecuali Puput dia masuk kelas IPA 1 ya nilainya memang tinggi jadi dia masuk kelas unggulan, sedangkan kami bertiga masuk kelas IPA 2, tapi kami kalau kumpul selalu ber-4, kalau ada salah satu yang ga ada pasti selalu kita samperin dan jadinya kumpul tetap ber-4 yeaaaa, banyak yang bilang kalau kami adalah “empat serangkai tak terpisahkan” entah dari mana kata-kata itu mereka dapatkan, ya kami hanya iya iya saja. Hehehe .
Kegiatan aku sekarang cukup bisa di bilang sibuk, pagi aku sekolah, sore aku les, dan malamnya aku tidur hehe, ga sibuk-sibuk banget sih tapi ya bagi aku itu cukup sibuk. Aku suka banget sama yang namanya warna biru, lihat saja kamarku semuanya biru dari atas sampai bawah, ga ada warna lain selain biru. Ibuku juga pernah protes katanya kamar aku kaya lautan yang ga ada ujungnya, lebay banget fikirku haha mungkin iya juga sih, tapi gimana lagi semuanya aku suka hehehe. Aku ga gitu tinggi ya sekitar 155 cm lah, dan berat badanku 47 kg, kulit aku sawo matang, aku termasuk anak yang di sukai banyak orang, aku juga ga tau kenapa, kalau aku datang ke suatu tempat pasti ada saja yang kenal sama aku padahal aku ga kenal sama mereka, kaya artis aja fikirku,tapi aku tau kalau mereka kenal aku karena orang tuaku yaahh biasalah.
Kalau masalah pacar aku udah 4 kali pacaran selama 16 tahun ini, dan sekarang aku masih ngejalani hubungan sama cowok yang namanya Mario Hidayat dia adalah pacar yang paling berkesan dan paling aku sayang, usia dia 18 tahun, aku kenal dia dari teman aku dan kami pacaran cudah hampir 2 tahun, dia sudah seperti sahabat aku juga karena dia selalu berhasil buat aku ketawa saat aku sedih, dan setia sama aku. Dia juga dari keluarga yang bisa di bilang cukup mapan, ayahnya seorang pilot dan ibunya seorang designer terkenal. Tapi kami kalau pacaran tidak pernah memperhatikan materi, kami menjaga hubungan kami sebaik mungkin. Kalau ada masalah kami selalu bicarakan secara baik-baik dan dengan kepala yang dingin. Aku sayang benget sama Mario.

Bab 2 (Malam itu datang)
Hari ini aku akan memberikan kejutan untuk sahabatku Tami, karena hari ini Tami ulang tahun. “hallo, lo dimana?” aku menelfon Puput untuk menanyakan keberadaan dia dan Tami,”eh eh gue sama Tami lagi di J.CO kenapa mau nitip?” aku tau kalau Puput sedang berakting, “okok gue udah sampe citos sama Finda, lo tunggu ya” aku langsung menutup telefon dan langsung menuju ke J.CO. “oke oke “ Puput masih berakting,”siapa Put?” Tami yang sedang makan donat pun bertanya siapa yang di telefon Puput, “itu si.....” belum sempat Puput menjelaskan aku dan Finda datang dan... “ happy birthday Tami, happy birthday Tami, Happy birthday, Happy birthday, Happy Birthday Tami” kami bertiga menyanyikan lagu Happy Birthday untuk Tami secara bersamaan dan Finda memberikan hadiah ulang tahun hasil karya aku, Finda, dan Puput khusus untuk Tami,” ini hadiah ga akan ada yang jual alias limitied edision” Finda menjelaskan dengan lagak sok iye banget. “ makasih ya guys” Tami berkaca-kaca matanya, aneh biasanya kalo ulang tahun selalu di kasih sureprise kok ada apa ya. “ kenapa Tam?” Puput bertanya sambil merangkul Tami “ gue... gue... gue sayang sama kalian gue ga mau ke hilangan kalian”kami terdiam dan berpelukan, ya banyak orang yang memperhatikan kami, tapi kami sudah tidak peduli.” Iya gue juga sayang baget sama kalian, dan gue minta kita akan selalu sama-sama dan saling melengkapi satu sama lain, I love you guys “ aku pun ga bisa menahan tangis. “ udah ngapa cengeng amat lu pada” Tami dengan mudahnya bilang gitu dasar koplak orang dia yang buat kita pada nangis, aku langsung menjitak jidad Tami yang super jenong itu, Finda dan Puput lalu memberikan pelukan kepada Tami untuk kesekian kalinya, “ udah udah ett kita potong kuenya yukk” “Tam, satu kata buat lo” dengan nada serius Finda bicara ke Tami “apa?” “tlaktirannnnnnnnnnnn” “yeeeeee dasar lo gue kira apaan, nanti kalo gue ada duit” “lu mah ga pernah ada duit dasar meditttttt” aku menambahkan “enak aja lo” elak Tami,”ya udah potong cepet kuenya” Puput seperti biasa menjadi penengah dari sifat kekanak-kanakan kami hehe, lalu Tami memotong kue dan langsung memberikan colekan pertama kepada Puput,” ihhh apaan banget lo Tam” Puput yang sedang diam jadi kesal “ sini lo” Puput berusaha mengejar Tami “weeeekkk” Tami lari dan ternyata di depan ada Finda yang udah menanti dan plakkk krim yang di piring langsung berpindah ke muka Tami “Findaaaaaaaaaaa” dan hanya aku yang selamat dari hantaman kue itu hahaha, dan seketika kami harus pulang dengan keadaan yang cukup memprihatinkan, kami jalan di sepanjang Citos menuju parkiran dengan keadaan yang cukup buat aku ga mau kenal sama teman-temanku hahaha. Dan kejutan buat Tami berjalan dengan lancar .
Dan malamnya aku janjian sama Mario untuk makan roti bakar di depan rumah aku, “ Rio, kamu kelaperan apa emang doyan sama roti bakarnya?” karena aku lihat Mario makan sampe 3 tumpuk roti. “hheheheh engga cuman seharian tadi aku baru makan sandwich buatan bibi doang soalnya aku ga pulang tadi abis dari puncak ada acara baksos dan di sana aku sibuk banget jadi ga sempet makan hehe tapi rotinya juga enak” “ dasar kamu itu kebiasaan banget deh” dan malam itu aku habiskan bertiga sama abang roti bakar dan Mario hahahaha. Sebelum aku pulang Mario memberikan sebuah gelang yang sangat cantik “happy anniversary sayang” hah? Aku lupa kalau hari ini aku anniv “ya ampun makasih ya sayang” aku memberikan kecupan di pipi Mario, aku ga nyangka banget kalau Mario masih inget hari Annive kita aku aja lupa, “aku mau kamu tetep sayang sama aku dan aku mau kalau rasa sayang kamu ga akan hilang dan bahkan semakin besar, karena itu yang aku rasakan sama kamu sekarang, i love you” kata-kata Mario itu buat aku meleleh setengah mateng “i love you too” aku hanya bisa bilang itu karena aku ga tau harus bilang apa lagi. Setelah itu aku pulang, dan Mario juga pulang. Hari ini indah banget buat aku.
Kebahagiaan aku belum berakhir ternyata hari ini ibuku sama ayahku pulang ke rumah “sureprise” ibuku datang membawa pizza dengan ukuran besar ke kamarku, “ibuuuu ahh ada apa nih bu? Kok udah pulang kan belum akhir bulan” “ ga ada apa-apa lagi mau ngasih kamu sureprise aja sayang kenapa? Kamu ga mau ibu pulang?” “ehh bukan aku kangen banget sama ibu, ayah juga pulang?” “iya itu ada di kamar Bagus, eh Mba Dila belum pulang?” “belum bu” “ ya udah kita kumpul di meja makan ya cepet sebelum pizzanya di abisin sama Bagus hehehe” ya aku seneng banget kalau udah kumpul gini pasti suasananya jadi fun. Aku segera ke meja makan. “yah aku mau yayayaya beliin yah please” Bagus pasti minta di belikan sesuatu lagi deh sama ayah, dari keluar kamar sampai di meja makan Bagus ngomongnya itu itu aja.”kamu kan udah ayah beliin PSP seminggu yang lalu, tahun depan aja ya gus” “yahh ayah teman-teman aku udah pada punya semua”, aku jadi penasaran apa yang Bagus minta sekarang “eh gus kamu minta apaan sih?” aku bertanya sambil mengambil Pizza sepotong “ Cuma vixie kok Mba” “hah? Cuma? Kamu kira cari uang gampang apa?” aku ga ngerti sama fikiran Bagus “udah-udah ya udah gini aja gus, kamu nanti di beliin tapi ada satu syarat” “apa bu?” “kamu harus ngumpulin uang dari uang saku kamu, dan nilai kamu harus rata-rata 8 gimana? Kalo kurang nanti uangnya ayah sama ibu tanbahin mau?” “yahh ibu kalo ngumpulin uang kelamaan, kalo nunggu nilai berarti masih 4 bulan lagi dong?” “ya itu terserah kamu mau ga gus?” “ hahahaha makanya jadi anak jangan manja benget sih hahaha” aku dengan senang hati mengejek adikku yang paling manja ini “yee aku bisa kok bu lihat aja nanti Mba Tika pasti narik kata-katanya weee” Bagus langsung mengambil potongan pizza ke duanya setelah melet-melet ga jelas ke aku ishh apa banget deh tuh anak.” Udah lah abisin nih pizzanya” ayah yang dari tadi geleng-geleng kepala akhirnya bicara juga “yah besok ayah pergi lagi?” aku memulai pembicaraan dan sekarang aku sudah makan pizza potongan ke dua “engga ayah besok ga keluar kota Cuma ke kantor aja, kita jalan yuk, bu kamu besok keluar ga?” “sebenernya ibu besok mau ke Surabaya ada acara demo masakan baru yah” “oh ya udah kita bertiga aja gimana?” “oke deh yah dengan senang hati” dan malam itu aku tidur jam 2 malam, eh jam 2 pagi maksudnya, aku keasikan main PS sama keluarga ku dan lanjut nonton film hahhaha, al hasih aku ga masuk sekolah kesiangan wkwkwwkwk.
Dan karena Ayah hari ini pulang siang dari kantor jadi aku ga bete di rumah, aku jalan sama ayah ke PIM tapi sebelum berangkat aku sama ayah jemput Bagus dan kami jalan bertiga. Aku beli baju 4 potong untuk aku sama sahabat-sahabat aku, terus baji couple untuk aku sama Mario, “mba, mba ngapain sih beli baju banyak banget?” “ini bukan Cuma untuk mba tapi untuk temen-temen mba juga” “Bagus ga mau beli baju?” “engga ah yah Bagus mau uangnya aja untuk beli vixie” Bagus lengsung menatap aku dan aku balas dengan melet dan ketawa kecil “yahhh ga usah sampe segitunya kali hahahaha” aku sambil mencocokan baju di depan cermin di tubuhku mengejek Bagus, bukannya tugas seorang kakak itu memang menjaili adiknya hehhehe “ liat aja nanti aku pasti bisa beli vixie dari uang aku weee” sekarang Bagus yang melet ke aku “udah-udah malu di liatin orang, ya udah kamu pilih aja baju yang kamu suka nanti ayah kasih uang tambahan untuk kamu gus” “beneran yah?” ayah tidak menjawab ayah hanya mengangguk perlahan “ hahahaha weeekkk” ishhh ingin rasanya aku jitak dahi jenong si Bagus, kenapa ayah selalu ngasih kemudahan sih buat Bagus mendapatkan apa ya dia mau, kan jadi manja dan tambah ngeselin, “yah makan yuuk aku laper” ya memang perutku belum terisi sejak tadi pagi, karena kekenyangan makan pizza tadi malam aku jadi tidak sarapan “ ya udah yuuk di foodcourt aja ya” “ oke “ “ Bagus, ayo kita makan dulu” Bagus langsung menghampiri aku dan ayah dan kami menuju ke foodcourt.

created by: SRI MURNIATI

"PROLOG"

Sore yang biasannya ramai kini terasa sepi mungkin karena kau sudah tidak ada di sini lagi, pagi yang tadinya indah kini menjadi sunyi senyap tidak ada kau di sini, malamku juga menjadi malam yang sangat menyedihkan sekarang. Apa yang harus ku lakukan? Apa aku harus memohon kau untuk kembali lagi dan..... kembali memperhatikan aku lagi? Tapi....
BAB1
Semalam itu adalah malam yang paling berkesan bagi Nadia. Malam itu Nadia merayakan ulang tahunnya yang ke 18 dan malam itu juga malam pertama Nadia merayakan ulang tahun bersama Rico. Mereka baru 7 bulan pacaran dan Rico adalah pacar pertamannya. Yang namannya pacar pertama adalah kesan yang paling sulit untuk di lupakan. Dan tadi malam mereka pergi ke suatu tempat yang indah. Sampai-sampai.... Kringgggggggggg Jam weker Nadiapun menjerit, Nadia langsung mematikan jam tersebut dan tidur lagi. Tapi terlambat mamanya sudah masuk ke kamarnya “Nad,Nadiaaaa” karena Nadia susah di bangunin maka.... Byurrrr air satu gayunglah yang menjadi jawabannya “ahh mama aku kan udah bilang jangan banguni aku pake air lagi” Nadia yang tadi tidur seperti putri manis yang ada di istana kini berubah menjadi basah kuyup berkat usaha sang mama. “Abis kamu mama bangunin susahnnya minta ampun udah gede juga.”Mamanya menjawab sambil membereskan selimut dan gayung yang di gunakan untuk menyiram Nadia tadi “ya udah aku mau mandi dulu” Nadia langsung bangun dengan masih ogah ogahan menuju ke kamar mandi yang ada di depan kamarnya. Penampilan seorang Nadia biasa, cantiknya standar dia biasa di kuncir tinggi ke atas, kulitnnya yang sawo matang berkat hobbynya naik motor siang bolong, lalu tingginnya yang tidak terlalu tinggi, badannya yang berisi alias sekel banget.
“Aku berangkat dulu ya ma” “iya hati-hati” Nadia mencium tangan mamanya dan langsung berangkat ke kampus menggunakan motor maticnya. Sesampainnya di kampus Deva, Gita, dan Tomi langsung menghampirinya “Hey!” Tomi menepuk bahu Nadia pelan. “Hay, eh ke kantin yuuk” “Kalo biasannya Nadia belom sarapan pasti... di siram sama gayung kesayangan yaaa??? Hahahahaa” Deva yang tau kebiasaan Nadia kalau kesiangan pasti di guyur dan ga sarapan, Gita dan Tomi juga ikut tertawa.”Udah ah pada laper ga nih ayo kita makan”. Mereka pun langsung menuju ke kantin kampus.” Oh iya tadi malem gimana acara birthday lo ?” “Yaa berkesan banget gila, apa lagi itu kan pertama kalinnya gua sama Rico ngerayain ultah gua selama kita jadian” sambil menyendok nasi goreng untuk yang ke 6 kalinnya Nadia menjelaskan.” Dia ngasih hadiah apa Nad sama lo?” Gita merogoh tas Nadia dan menemukan sesuatu “Biasa aja sih cuma jam tangan” “Yang ini?” Gita memperlihatkan kotak warna biru berhias pita hijau.”Iya buka aja Git” Gita pun langsung membuka kotak itu dan terlihat sebuah jam cantik berwarna biru muda dan bertuliskan nama Nadia Junian “Gila keren banget Nad” ucap Tomi dan Deva hampir bersamaan “Iya emang keren hahahaha Rico emang tau selera gue kaya gimana” “Enak banget ya punya pacar kaya Rico” Ucap Deva sambil melirik Tomi “ Terus tadi malem lo ngapain aja sama dia?” “Ga banyak Cuma makan, nonton, sama karaokean aja” “O kalo kita kapan tlaktirannya?” kata Gita yang langsung menyenggol bahu Nadia “ Yaaa udah sekarang aja di kantin pesen aja apa yang kalian mau tapiiii bayarin nasi goreng gua yaa” Nadia lari ke kelas meninggalkan 3 temannya yang di tugaskan secara paksa oleh Nadia untuk membayar nasi goreng tercintannya ini plus teh manis. “Dasar Nadia dodol” ucap Tomi yang mengeluarkan uang selembar 10.000 dan 3000 dan hanya menggeleng. Gita dan Deva hanya bisa tertawa geli melihat ekspresi muka Tomi.
Hari ini Tomi hanya bisa pasrah mendengar apa yang di ceritakan oleh sahabatnnya Nadia tentang apa apa saja yang di lakukannya bersama Rico. Sebenarnya Tomi suka sama Nadia tapi, Nadia tidak pernah menyadari hal itu. Dan Tomi juga tidak pernah berani untuk bilang. Sebenarnya hanya Tomi sendiri yang mengetahui isi hatinnya namun, suatu hari saat Tomi melamun datang Deva dan mengkagetkan dia “Hayoooo ngapain lo?” “Apaan sih ga jelas banget lu dateng-dateng ngagetin kaya tuyul tau ga?” Tomi yang kaget mengelus dada “ Hehehe maaf ye elah lagian ngapain lu bengong sendirian di sini” “Lagi mikirin Nadia... etttt maksud gua itu anu ehmmm” “hah? Nadia lo suka sama Nadia? Dia kan...” “Hettt berisik banget lu kecilin apa volumenya,yaa gua jujur aja ya emang suka sama Nadia tapi gua ga berharap lebih kok Dev suer dahhh ” “Yakin?” Deva mengerutkan keningnnya “ Iya tapi lo jangan kasih tau siapa-siapa yaa gua ga mau memperkeruh suasana di sini.” “Iya lo tenang aja siiipp”. Dan mulai saat inilah rahasia itu di simpan oleh 2 orang yaitu Tomi dan Deva.
Selesai kuliah hari ini Nadia, Tomi, Deva, dan Gita ingin pergi ke restoran untuk merayakan ulang tahun Nadia dan menebus nasi goreng di kantin tadi. Di paskiran “Eh pada mau makan di mana?” Nadia yang memakai helm bersiap untuk pergi.”Terserah kan sesuaikan sama kantong lu aja Nad” ucap Gita yang masuk ke dalam mobilnnya “Oke ikutin gua aja yaa, eh ada yang mau bareng sama gua ga? Masa gua sendirian” “Ya udah gua aja “ Deva langsung duduk di motor biru Nadia. Dan Tomi pun masuk ke dalam mobil Gita.
Sesampainnya di sebuah restoran Betawi Nadia langsung menempati tempat duduk di samping akuarium “ Kita makan disini aja ya” “Oke dah yang penting bayarin hahahahaha” Tomi tertawa dengan ucapannya sendiri “ Ya udah duduk duduk “. “Lu tau tempat ini dari siapa Nad?” Nadia yang sedang baca sms pun berhenti “ Dari Rico 3 hari yang lalu dia ngajak gua kesini” lalu Nadia melanjutkan smsan sama siapa lagi selain Rico “ Mba” Gita memanggil pelayan yangsedang nganggur “Iya ada yang bisa saya bantu” “Kita mau pesan” “Ini menunya silahkan kita punnya menu spesial hari ini yaitu Gurame saus lodeng” sambil menunjukan gambar makanan yang di maksud “Nad, lu mau pesen apa?” “Hmm gua mau yang di bilang sama Mba tadi terus sayur asem, sambel yang pedas asem, sama ikan asin, dan ga lupa minum es teh hangat” “Es teh hangat? Ga salah lu?” “eh iya maksud saya teh hangat Mba” “Makannya kalo lagi mesen hpnya di taro dulu baru neng” Tomi langsung menyambar “hahahaha” merekapun tertawa dan lanjut memesan pesanan yang lain lagi. Dan sekitar 12 menit makanan yang di pesan sudah datang “Silahkan” pelayang yang membawakan makanan mempersilahkan “Iya makasih ya Mas” Gita mengucapkan terimakasih sambil mencuci tangan di kobokan yang telah di siapkan. “Mantabsss banget kan? Hahaha” ejek Nadia yang sedang mengobokkan tangannya, “iya dah yang penting kenyang dengan gratis” Tomi langsung menyambar centong besar untuk mengambil nasi. ”Git, gua minjem proposal yang kemaren yaa yang gua ga masuk.” Ucap Deva sambil menyuap sayur asem ke dalam mulutnya”Nih, oiya jangan lupa halamannya gua kebalik” sambil menunjukan halaman yang terbalik itu “ loh kemaren lo ga masuk kemana Dev?” ucap Tomi “Gua izin ada masalah sedikit lah hahaha pengen banget tau yaa?” Tomi hannya melengos tanda mengejek. Akhirnya mereka selesai makan langsung pulang ke rumah.


created by: SRI MURNIATI



"KECEWA"

Aku tidak siap dengan konsekwensi yang harus aku terima untuk melakukan ini , semua itu mengingatkanku pada “Kamu”. Yahh benar, aku mengambil keputusan untuk tidak membangun suatu hubungan “special” karena rasa kecewa di dalam hati. Apa kau ingat saat awal kita menjalin hubungan itu, semua terasa indah dan baik – baik saja, kau membuat aku merasa sangat bahagia dan beruntung memiliki orang sepertimu. Kau perhatikan aku di setiap waktuku, kau mengerti setiap kondisi dari sifatku, sikapku, teman - temanku, sampai keluargaku. Aku sangat bahagia saat kau menerima aku apa adanya. Kita saling mendukung dan memahami, terjalin pengertian diantara kita. Dan aku kira itu akan bertahan lama, awal masalah dan untuk pertama kalinya kau marah yaitu saat 5 hari sebelum aku ulang tahun, hati aku sakit saat kau ucapkan kata – kata kasar itu. Namun keesokan harinya kau meminta maaf dan bilang kalau kau emosi. Aku coba untuk berfikir positif, dan coba memahami emosionalmu. Tetapi janjimu saat aku ulang tahun kamu lupakan, sebenarnya aku sangat menginginkan kau menepati janji itu, dan mungkin kau sudah melupakan janji itu. Janji yang hanya aku, kamu, dan tuhan yang tahu. Semenjak awal kita bertengkar berlanjut kebulan-bulan berikutnya, hubungan kita semakin kacau dan yang paling membuat aku kecewa saat ulang tahunmu. Saat itu aku sudah mempersiapkan kejutan untukmu, dan kita juga sudah ada perjanjian kalau anniv dan ulang tahun kita akan jalan berdua. Tapi… semua yang aku siapkan sia- sia. Kamu pergi dengan segala urusanmu saat semua sudah aku siapkan. Aku ke sekolah lagi, dalam keadaan yang basah kuyup karena hujan yang sangat lebat, aku mengganti pakaian di sekolah. Aku tanya sama salah satu temanku apakah kamu sudah selesai. Dan ternyata kamu bersenang – senang dengan teman – temanmu disana. Sementara aku…. Aku pulang membawa kue yang sudah aku pesan, karena sudah magrib tidak ada kendaraan, aku membawa kue itu jalan kaki sampai ada mobil yang hampir menabrak aku, aku di marahin di pinggir jalan, aku hanya bisa menangis. Sesampainya aku di rumah ibuku bertanya “kue siapa?” aku hanya bilang “kue temen” dan kue itu di bagikan ke tetangga, kamu tahu gimana kecewanya aku? Aku udah nabung untuk kita jalan. Dan kado yang aku buat sendiri, yaitu rajutan nama kamu dan aku. Aku kecewa tapi apa? Kamu bersenang- senang dengan teman – temanmu tanpa memikirkan aku. Setelah hari itu bisa aku lewati, keesokan harinya aku ke rumahmu dan tak ada sambutan darimu, kamu malah membentak aku dan bilang “ngapain kamu kesini? Mau ibu marah?” dan aku Cuma bilang “ aku mau jalan sama kamu hari ini, ada yang mau aku kasih” dan kamu bilang “gabisa!!” aku kecewa dan pulang sembari bilang “ aku Cuma mau kasih kamu kue ulang tahun Cuma itu” dan kamu bilang “yaudah nanti aku usahain” aku kecewa kenapa? Kenapa kamu jadi seperti ini?. Dan dalam perjalanan pulang aku membatalkan pesanan kue itu lagi, hancur perasaan aku, marah. Dan ternyata kamu datang menghampiri aku dan 2 sahabatku di tempat itu. Dan aku pesan kue itu lagi, setelah aku berikan kue itu aku bertanya “sureprice ga?” sambil tersenyum aku memberikan kue itu ke kamu, tapi dengan gampangnya kamu bilang “ga” dan kamu mau segera pulang kerumah, sebelum kamu pergi aku lebih dulu pergi sebelum kamu melihat air mata aku. Aku menangis di rumah salah satu sahabatku, apa kamu tahu siapa kamu di mata aku saat itu? Kamu itu “orang jahat” bagiku. Dan dalam menjalani hubungan denganmu kedepannya aku merasa sangat berat dan sulit, segala usaha dan upaya sudah kulakukan, tapi semua itu terasa percuma, dan aku sangat membencimu saat kamu membentak aku, marahin aku, mulai tidak menghargai aku,selalu menyalahkan aku di setiap keadaan, dan menghina jilbabku!! Sekarang hanya ada benci dihati aku untuk kamu, entah sampai kapan, sekarang aku sulit untuk dapat percaya dengan ucapan – ucapan manis dan janji – janji dari orang – orang. Dan memori tentangmu akan aku hapus secara perlahaan. Karena jika aku ingat hanya akan ada kekecewaan…..

created by: SRI MURNIATI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kritik Dan Saran Sangat Kita Butuhkan, Silahkan Berkomentarlah :)